KREATIVITAS DAN INOVASI
Teori Kreativitas
Menurut
Munandar (1985), kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru,
berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada. Berbeda dengan Munandar, Csikszentmihalyi
(dalam Clegg, 2008) menyatakan kreativitas sebagai suatu tindakan, ide, atau produk yang
mengganti sesuatu yang lama menjadi sesuatu yang baru. Sedangkan, menurut Guilford (dalam Munandar,
2009) menyatakan kreativitas merupakan
kemampuan
berpikir divergen atau pemikiran menjajaki bermacam-macam alternatif jawaban terhadap suatu
persoalan, yang sama benarnya (Guilford, dalam Munandar
2009). Ada pula Rogers
(dalam Zulkarnain, 2002)
yang mengungkapkan kreativitas merupakan
kecenderungan-kecenderungan manusia untuk
mengaktualisasikan
dirinya sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Selain itu, Freedam
(1982) mengemukakan kretivitas sebagai kemampuan untuk memahami dunia,
menginterpretasikan pengalaman dan memecahkan masalah dengan cara yang baru dan
asli.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat
disimpulkan bahwa kreativitas adalah suatu kemampuan yang ada dalam diri
individu untuk mengaktualisasikan dirinya dengan cara mengombinasi ide-ide yang
sudah ada menjadi sesuatu yang baru.
Kreativitas
itu muncul dari orang yang sering menggunakan otak kanannya karena
kecenderungan untuk berpikir berbeda dengan orang lain. Jelas bahwa kreativitas
adalah faktor penting untuk melewati kegagalan demi kegagalan yang berujung pada penciptaan semangat
kewirausahaan yang tinggi. Kreativitas adalah :
1.
Bukan semata-mata memecahkan masalah
tetapi menciptakan sesuatu yang orisinil, lebih baik, dan pemecahan masalah
yang kreatif.
2.
Menggunakan cara yang berbeda dari orang
lain lakukan.
3.
Tanpa kreativitas, tidak ada penemuan
4.
Kemampuan utama dan dasar menjadi wirausahawan
yang sukses.
Ada
beberapa prinsip yang harus dilakukan untuk bisa berpikir kreatif, yaitu:
I.
Prinsip Pertama : Pola Pikir Kreatif
Diawali dari Teori Ketidaksempurnaan. Kita telah mengetahui bahwa teori
ketidaksempurnaan adalah cikal bakal teori kreativitas, yaitu The Basic of Creative Thinking (Pola
Pikir Kreatif). Teori kreativitas itu
berlandaskan suatu filosofi : “From
Nothing to Get or Create Something”. Jadi, dari sesuatu yang tidak ada,
kita bisa menciptakan sesuatu yang bernilai karena kita tahu bahwa hal itu
lebih valuable atau diinginkan oleh
pasar saat ini. Ada tujuh prinsip di dalam Pola Pikir Kreatif, yaitu :
1)
Posisikan diri anda berlawanan atau
berbeda dengan yang lain (opposite atau
think differently)
2)
The
innovation theory : Think differently dari nothing to give a spectacular result.
3)
Think
more detail :Berpikirlah lebih detail daripada yang
lain atau biasanya
4)
Have
a perfect result :Berpikirlah bahwa apa yang ingin dicapai
itu sempurna dan tidak mungkin terlampaui yang lain
5)
Berpikirlah :There must be a solution, bahwa apapun kesulitannya pasti ada jalan keluarnya.
6)
Kesulitan dan inspirasi saling
mendekatkan diri, satu di depan satu dibelakang.
7)
Knowledge
only 1%, imagination 99%. Sebagian besar penemu dunia
memiliki pola pikir imajinasi yang kuat. Einstein memiliki imajinasi yang
sangat kuat.
II. Prinsip
Kedua : Bisnis yang ‘Isi tetapi Kosong’ dan yang ‘Kosong tetapi Berisi’. Bisnis itu pada hakikatnya merebut
pasar, baik dalam menciptakan produk, membuat inovasi, meningkatkan atribut
produk, dan lain-lain. Produk tersebut akan menggeser permintaan seseorang akan
produk tersebut atau sebaliknya, sehingga akan terjadi
kesempurnaan atau yang disebut equilibrium
position (balance). Kondisi ini disebut dengan pasar sempurna. Akan tetapi, bagi sang inovator
dan kreator, pasar yang berisi (padat) juga bisa dilihat tidak sempurna. Mereka
berpikir ada kekosongan permintaan karena sebagian besar sebenarnya belum tentu
sempurna. Smart
and Good Entrepreneur berpikir bahwa di saat pasar
terisi, sebenarnya pasar itu memiliki kekosongan permintaan, dimana keinginan
sebagian orang akan produk tersebut ada yang belum terpenuhi, karena pada
dasarnya customer ingin melihat
sesuatu yang beda. Semuanya bergantung dari sisi mana anda melihat dan menempatkan
diri anda. Di
dalam teori mata uang, posisi anda (melihat) berada di gambar atau angka. Teori isi, tetapi kosong ini
berlaku untuk situasi dimana sudah ada permintaan, pelanggan, dan juga pasar. Sedangkan, dengan pasar yang belum ada atau
“kosong (pasar yang dianggap tidak potensial oleh orang lain)”. Pasar yang
kosong menunjukkan tidak ada seseorang yang mampu untuk memenuhi permintaan
pasar. Maka dari itu, kita dapat memahami filosofi ‘Isi tetapi Kosong’ dan yang
‘Kosong tetapi Berisi’
III. Prinsip
Ketiga : Think Differently with Opposite
Position. Prinsipnya ialah :Start
from different position. Ada beberapa prinsip dan jenis cara berpikir beda,
yaitu :
a)
Jangan pernah mengikuti pola pikir orang
banyak atau mengikuti kebiasaan.
Seorang
kreatif cenderung mengoptimalkan otak kanannya, sehingga intuisinya terus
terasah dan tidak terjebak rutinitas seperti kebiasaan dari otak kiri.
b)
Hindari jebakan logika Anda. Orang kreatif rata-rata berpikir
berbeda. Orang tidak kreatif berpikir
rutinitas.
IV. Prinsip
Keempat : Think More Detail
1)
Ubah pola kebiasaan, contoh: jika selalu melihat
selalu dari arah depan, cobalah untuk melihat dari belakang, samping, atau
atas, dan lebih dekat secara lebih teliti.
2)
Di dalam melihat, jangan secara visual
melainkan detail. Misalnya, ketika anda melihat lukisan. Cobalah untuk melihat
coret-coretannya, guratan, sapuan kuasnya, pancaran warnanya, dll, Maka, akan
dapat melihat hal menarik disana.
3)
Amati film bukan dari tokohnya,
melainkan dari pendukung dan sisi figurannya. Misalnya editing, cameramen, dll.
4)
Kunjungi tempat, toko, pameran dagang, event-event, dan eksibisi. Pasti ada
sesuatu disana yang bisa digali untuk mendapatkan ide-ide bisnis yang memberi
peluang.
V. Prinsip
Kelima : Have a Perfect Result. Prinsip ini membuat anda lebih bekerja
dengan giat dan dituntut untuk lebih dari sekedar puas, karena anda tidak
mengenal hasil yang biasa-biasa saja. Selalulah berpikir bahwa pasti akan ada
jalan keluarnya. Dengan menginginkan hasil yang sempurna, maka muncullah produk
dan inovasi yang baru.
VI. Prinsip
Keenam : There Must Be a Solution.
Prinsip
ini hanya berpikir untuk mencari solusinya saja. Sebagai contoh :
·
Gantilah kata “tetapi” dengan “dan”.
Misalnya, “saya ingin pergi dengan mobil tetapi saya ingin tiduran”. Gantilah
menjadi “saya ingin pergi dengan mobil dan saya ingin tiduran”. Lalu muncullah
ide mobil dengan fasilitas lengkap.
·
Amati kesulitan dan masalah yang
terjadi. Tempatkan diri anda di posisi luar (penonton). Cobalah untuk
memperhatikan masalah dan temukan solusinya.
VII.Prinsip
Ketujuh : Kesulitan dan Insprirasi Saling Melekat Satu dengan yang Lain. Jika di satu sisi itu adalah
kesulitan, maka di sisi yang lain hal itu adalah inspirasi atau peluang bisnis.
Misalnya, di saat muncul pesaing yang potensial, bagi produk yang disaingi hal
itu adalah kesulitan sedangkan bagi yang menyaingi hal itu adalah peluang.
Dalam memakai prinsip ini, hendaknya :
1)
Senantiasa berpikir
2)
Berpikir terbalik, bahwa anda adalah
objek bukan subjeknya. Berpikirlah bahwa jika anda sebagai pesaing anda, anda akan
menemukan peluang itu.
3)
Pikirkan peraturan-peraturan yang belum
dibuat untuk menciptakan sebuah inspirasi dan peluang.
VIII. Prinsip
Kedelapan : Pengetahuan adalah Alat, Imajinasi adalah Cara untuk Menemukan
Inspirasi. Imajinasi
membuat anda berangan-angan dan menemukan solusinya, seperti :
Ø Mulai
belajar corat coret sketsa tentang pemevahan masalah, menerawang jauh,
membayangkan, dll.
Ø Pikirkan
dan imajinasikan sutau keinginan yang selama ini diimpikan
Ø Ajak
orang atau teman terdekat anda untuk berjalan-jalan dan cobalah bertanya
pendapatnya tentang suatu kejadian.
Kebiasaan
berinisiatif akan melahirkan kreatifitas (daya cipta) setelah itu melahirkan
inovasi. Menurut Zimmerer ada tujuh
langkah (tahap) berpikir kreatif dalam
konteks kewirausahaan, yaitu:
1.
Persiapan (Preparation)
2.
Penyelidikan (Investigation)
3.
Transformasi (Transpormation)
4.
Penetasan (Incubation)
5.
Penerangan (Illumination)
6.
Pengujian (Verification)
7.
Implementasi (Implementation).
Kemampuan kreatif dan inovatif tersebut secara riil tercermin dalam kemampuan dan kemauan untuk memulai usaha (start up), kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang baru (creative),
kemauan dan kemampuan untuk mencari peluang (opportunity), kemampuan dan keberanian untuk menanggung risiko (risk bearing) dan kemampuan untuk mengembangkan
ide dan meramu sumber daya. Kemauan dan kemampuan-kemampuan tersebut diperlukan terutama untuk:
a.
Melakukan proses/ teknik baru (the new technic)
b.
Menghasilkan produk atau jasa baru (the new product or new
service),
c.
Menghasilkan nilai tambah baru (the new value added),
d.
Merintis usaha baru (new businesess), yang mengacu pada pasar
e.
Mengembangkan organisasi baru (the new organisaton).
Berpikir kreatif harus memiliki dasar pola kreatif.
Hal ini dapat membantu memecahkan pola permasalahan guna menemukan solusinya.
Berpikir kreatif memiliki banyak manfaat bagi kita dalam berwirausaha. Kegunaan
pola pikir kreatif adalah :
1.
Menemukan gagasan, ide, peluang, dan
inspirasi baru
2.
Mengubah masalah atau kesulitan dan
kegagalan menjadi sebuah pemikiran yang cemerlang untuk langkah selanjutnya.
3.
Menemukan solusi yang inovatif.
4.
Menemukan suatu kejadian yang belum pernah atau yang pernah ada
menjadi sebuah penemuan baru
5.
Menemukan teknologi baru
6.
Mengubah keterbatasan yang ada
sebelumnya menjadi sebah kekuatan atau keunggulan
Kreatifitas
dapat terbentuk dari beberapa sumber, yaitu
a.
Imajinasi dan
ide
Berdasarkan fungsinya,
kapasitas mental manusia dapat di kelompokkan menjadi empat bagian, yaitu
absortive, retentive, reasoning, creative. Imajinasi yang kreatif merupakan
kekuatan yang tidak terbatas, misalnya meskipun seseorang yang hampir tidak
pernah keluar rumah tetapi dengan menggunakan imajinasinya ia dapat melalang
buana ke dunia sekitar.
b.
Sifat Proses
kreatif
Kreatifitas
adalah suatu proses yang dapat dikembangkan dan ditingkatkan. Setiap orang
Kreatif pada tingkat tertentu. Orang mempunyai kemampuan dan bakat dalam bidang
tertentu dapat lebih kreatif dari pada orang lain. Hal yang sama juga dialami
oleh orang yang dilatih dan dikembangkan dalam suatu lingkungan yang mendukung
pengembangan Kreatifitas, mereka diajari untuk berfikir dan bertindak secara
kreatif.
Bagan
dibawah ini menggambarkan langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk melahirkan
kreativitas. ( sumber diolah dari Zimmerer, T.W., Scarborough, N.M. &
Wilson D.2008 )
Teknik
Untuk Meningkatkan Proses Kreativitas
a.
Focus Group (kelompok
diskusi), merupakan salah satu cara yang telah digunakan untuk meningkatkan
proses kreatifitas sejak tahun 1950-an. Dalam kelompok diskusi yang terdiri
dari 8-14 orang, dilangsungkan diskusi sesuai topic yang ditentukan dengan
dipandu oleh moderator. Diskusi yang sederhana dan mendalam lebih diutamakan
untuk menggali respon secara lebih akurat.
b.
Brainstorming (curah
gagasan). Sekolompok kecil, biasanya terdiri dari 4-5 orang, di stimulasi untuk
mengeluarkan ide-idenya tanpa mengkritik ide yang dimunculkan oleh individu
tersebut.
c.
Mind mapping (pemetaan
pikiran), merupakan Pengembangan brainstorming yakni dengan cara mengeluarkan
ide-ide tidak secara sistematis dan linier, metode ini menstimulasi ide agar
muncul dengan teknnik grafis, sehingga dapat memunculkan secara visual hubungan
antara ide-ide tersebut.
d.
Rapid prototyping (pembuatan
prototip singkat), metode untuk menguji dan menerapkan ide kreatif dan
melakukan evaluasi secara cepat. Dalam teorinya bahwa produk yang dibuat adalah
bagian dari produk yang sesungguhnya, namun dapat mempersentasikan keadaan atau
produk yang sesungguhnya.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan
bahwa untuk bisa menjadi individu yang kreatif, seseorang harus harus
memposisikan diri berlawanan dengan yang lain; berpikirlah lebih detail
sehingga dapat melihat ada kekurangan yang harus disempurnakan; berpikirlah
bahwa apa yang ingin dicapai itu sempurna; berpikir bahwa apapun kesulitannya
pasti ada jalan keluarnya; berimajinasi dengan kuat; berpikirlah berbeda dari
yang lain. Dengan demikian, seorang entrepreneur
akan mendapatkan ide yang baru dan menemukan pemecahan baru dari permasalahan
yang ada, karena seorang creator itu dapat dilatih.
Hambatan dalam Berpikir Kreatif
Suharyadi dkk (2007), Hambatan
Kreatifitas adalah dinding atau bangunan mental yang menghambat kita untuk
memahami atau menemukan pemecahan atas suatu masalah. Hambatan – hambatan dalam
suatu Kreatifitas adalah sebagai berikut :
-
Hambatan psikologis
-
Hambatan budaya
-
Hambatan lingkungan
-
Hambatan bahasa berpikir
-
Hambatan keterpakuan fungsional
-
Hambatan kebiasaan memandang
Ciri-ciri orang kreatif
Guilford (dalam Munandar,
2009) mengemukakan ciri-ciri dari kreativitas antara lain:
a.
Kelancaran berpikir (fluency of
thinking), yaitu kemampuan untuk
menghasilkan
banyak ide yang keluar dari pemikiran seseorang secara cepat.
b.
Keluwesan berpikir (flexibility), yaitu
kemampuan untuk memproduksi sejumlah
ide, jawaban-jawaban atau pertanyaan-pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat suatu
masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda, mencari
alternatif atau arah yang berbeda-beda, serta mampu menggunakan bermacam-macam
pendekatan atau cara pemikiran.
c.
Elaborasi (elaboration), yaitu kemampuan
dalam mengembangkan gagasan
dan menambahkan atau memperinci detail-detail dari suatu objek, gagasan atau situasi sehingga
menjadi lebih menarik.
d.
Originalitas (originality), yaitu
kemampuan untuk mencetuskan gagasan
unik
atau kemampuan untuk mencetuskan gagasan asli.
Berdasarkan hasil
penelitian yang menunjukan indikator Kreatifitas dikemukan oleh (Munandar,
1988) sebagai berikut:
1.
Dorongan ingin tahu besar
2.
Sering mengajukan pertanyaan yang baik
3.
Memberikan banyak gagasan atau usul terhadap suatu masalah
4.
Bebas
dalam menyatakan pendapat
5.
Daya
imajinasi kuat
Menurut
Rogers (dalam Munandar, 2009), faktor-faktor yang dapat mendorong terwujudnya
kreativitas individu diantaranya:
a.
Dorongan dari dalam diri sendiri
(motivasi intrinsik)
Menurut Roger (dalam Munandar,
2009) setiap individu memiliki kecenderungan atau dorongan dari dalam dirinya
untuk berkreativitas, mewujudkan potensi, mengungkapkan dan mengaktifkan semua
kapasitas yang
dimilikinya. Dorongan ini merupakan motivasi primer untuk kreativitas ketika individu membentuk
hubungan-hubungan baru dengan lingkungannya
dalam upaya menjadi dirinya sepenuhnya (Rogers dalam Munandar, 2009). Hal ini juga
didukung oleh pendapat Munandar (2009)
yang
menyatakan individu harus memiliki motivasi intrinsik untuk melakukan sesuatu atas keinginan
dari dirinya sendiri, selain didukung
oleh
perhatian, dorongan, dan pelatihan dari lingkungan.
b.
Dorongan dari lingkungan (motivasi
ekstrinsik)
Munandar (2009) mengemukakan bahwa
lingkungan yang dapat mempengaruhi kreativitas individu dapat berupa lingkungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat. Lingkungan keluarga merupakan kekuatan yang
penting dan merupakan sumber pertama dan utama dalam pengembangan kreativitas
individu. Pada lingkungan sekolah, pendidikan di setiap jenjangnya mulai dari
pra sekolah hingga ke perguruan tinggi dapat berperan dalam menumbuhkan dan
meningkatkan kreativitas individu. Pada lingkungan masyarakat,
kebudayaan-kebudayaan yang berkembang dalam masyarakat juga turut mempengaruhi
kreativitas individu.
Berdasarkan
penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik orang kreatif, yaitu
mudah mengeluarkan ide, mampu mengembangkan ide, mampu untuk membuat sesuatu
yang unik, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, mudah mengemukakan pendapat,
memiliki banyak imajinasi, memiliki dorongan untuk berkembang.
Definisi dan Teori Inovasi
Menurut
Zimmber dkk (2009), inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan solusi kreatif
terhadap masalah dan peluang untuk meningkatkan atau memperkaya kehidupan
orang-orang. Sedangkan, menurut Ted Levitt, inovatif adalah sifat yang selalu
menerapkan solusi kreatif. Berbeda dengan Ted Leyitt, Peter Drucker (1986)
mengatakan inovasi memiliki fungsi yang khas bagi wirausahawan, dengan inovasi
wirausahawan menciptakan baik sumberdaya produksi baru maupun pengelolahan
sumber daya yang ada dengan peningkatan nilai potensi untuk menciptakan sesuatu
yang tidak ada menjadi ada. Inovasi
menurut Goman (1991)
merupakan penerapan secara praktis gagasan kreatif, inovasi
tercipta karena adanya kreativitas yang tinggi. Selain itu, Rogers dan
Shoemaker mengartikan inovasi sebagai ide-ide baru, praktik-praktik baru, atau
objek-objek yang dapat dirasakan sebagai sesuatu yang baru oleh individu atau
masyarakat sasaran.
Berdasarkan
beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa inovasi adalah kemampuan
individu dalam menerapkan kreativitas yang telah dibuat.
Rogers (1983) mengemukakan
lima karakteristik inovasi:
1.
Keunggulan relative (relative advantage)
2.
Kompatibilitas (comparibil liv)
3.
Kerumitan (complexity)
4.
Kemampuan diujicobakan (trialability)
5.
Kemampuan untuk diamati (observability)
Suryahadi, dkk (2007) mengemukakan
ada lima jenis inovasi yang penting dilakukan pengusaha, yaitu :
1.
Pengenalan
barang baru atau perbaikan barang yang sudah ada
2.
Pengenalan
metode produksi baru
3.
Pembukaan
pasar baru, khususnya pasar ekspor atau daerah yang baru
4.
Penciptaan/pengadaan
persediaan (supply) bahan mentah atau setengah jadi baru
5.
Penciptaan
suatu bentuk organisasi industri baru
Ada beberapa jenis inovasi, yaitu:
1.
Inovasi Produk
a.
Isinya (rasa, kualitas, dan lain lain)
b.
Kemasan (pembungkus, tulisan, warna,
sistem buka tutupnya, bentuknya, dll)
2.
Inovasi Marketing
a.
Cara menjual
b.
Cara mendistribusikan
c.
Cara memasarkannya
d.
Cara mengiklankannya
e.
Cara menciptakan permintaan, dan lain
lain
3.
Inovasi Proses
a.
Proses penciptaan produk
b.
Proses produksi
c.
Proses teknologi pengemasannya
d.
Proses riset dan pengembangan
e.
Proses menciptakan mesein baru, dll
4.
Inovasi Teknikal
a.
Teknik detail
b.
Teknik pengawasannya
c.
Teknik pengerjaannya, dll
5.
Inovasi Administrasi
a.
Penyimpanan data
b.
Pembuatan dan pengumpulan data
Faktor-faktor Pendukung Keberhasilan Inovasi
Menurut James Brian Quinn (1955),
faktor pendukung keberhasilan inovasi yaitu :
1.
Harus berorientasi pasar, hubungan inovasi dengan pasar
didalamnya ada 5C yaitu Competitor (pesaing),
Competition (persaingan), Change of Competition (perubahan
persaingan), Change Driver (penentu
arah perubahan), Customer Behavior (perilaku
konsumen).
2.
Mampu meningkatkan nilai tambahan
perusahaan
3.
Mempunyai unsur efisiensi dan
efektivitas
4.
Harus sejalan dengan visi dan misi
perusahaan
5.
Harus bisa ditingkatkan lagi
Kotler, pakar pemasaran, pernah
menegaskan pentingnya inovasi. Pakar pemasaran ini mengingatkan bahwa tanpa
inovasi perusahaan akan menjadi tua, kuno, rapuh, dan tidak langgeng. Inovasi
harus terus dibangun melalui budaya kreatif, mengikuti tren, perubahan dan
membangun pasar. Untuk membangun perusahaan inovatif, kotler menekankan
pentingnya sejumlah faktor sebagai berikut :
·
Adanya
budaya penemuan. Setiap organisasi harus disesaki orang-orang yang punya
semangat inovasi.
·
Mengembangkan
inovasi sebaiknya berdasarkan riset, sebab, perusahaan dikatakan inovatif kalau
sengaja membangun dan melakukan proses untuk menghasilkan temuan terbaru.
Inovasi tersebut haruslah merupakan sesuatu revolusioner, dapat menembus pasar
global, dan mendapatkan persaingan sangat keras.
De Jong & Den Hartog (2003)
merinci lebih mendalam proses inovasi dalam 4 tahap yaitu:
1.
Melihat
kesempatan bagi karyawan untuk mengidentifikasi kesempatan.
Kesempatan
dapat berawal dari ketidakkongruenan dan diskontinuitas yang terjadi karena
adanya ketidaksesuaian dengan pola yang diharapkan misalnya timbulnya masalah
pada pola kerja yang sudah berlangsung, adanya kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi,atau adanya indikasi
trends yang sedang berubah.
2.
Mengeluarkan
ide
Dalam
fase ini, karyawan mengeluarkan konsep baru dengan tujuan menambah peningkatan.
Hal ini meliputi mengeluarkan ide sesuatu yang baru atau memperbaharui
pelayanan, pertemuan dengan klien dan teknologi pendukung. Kunci dalam
mengeluarkan ide adalah mengkombinasikan dan mereorganisasikan informasi dan
konsep yang telah ada sebelumnya untuk memecahkan masalah dan atau meningkatkan
kinerja. Proses inovasi biasanya diawali dengan adanya kesenjangan kinerja
yaitu ketidaksesuaian antara kinerja aktual dengan kinerja potensial.
3.
Implementasi
Dalam
fase ini, ide ditransformasi terhadap hasil yang konkret. Pada tahapan ini
sering juga disebut tahapan konvergen. Untuk mengembangkan ide dan
mengimplementasikan ide, karyawan harus memiliki perilaku yang mengacu pada
hasil.Perilaku inovasi Konvergen meliputi usaha menjadi juara dan bekerja
keras.Seorang yang berperilaku juara mengeluarkan seluruh usahanya pada ide kreatif.Usaha
menjadi juara meliputi membujuk dan mempengaruhi karyawan dan juga menekan dan
bernegosiasi.Untuk mengimplementasikan inovasi sering dibutuhkan koalisi,
mendapatkan kekuatan dengan menjual ide kepada rekan yang berpotensi.
4.
Aplikasi
Dalam
fase ini meliputi perilaku karyawan yang ditujukan untuk membangun, menguji,
dan memasarkan pelayanan baru. Hal ini berkaitan dengan membuat inovasi dalam
bentuk proses kerja yang baru ataupun dalam proses rutin yang biasa dilakukan.
Adair (1996) mengatakan ada 3 fase
dalam proses inovasi sebagai berikut:
a.
Generating
ideas.
Keterlibatan
individu dan tim dalam menghasilkan ide untuk memperbaiki produk, proses dan
layanan yang ada dan menciptkaan sesuatu yang baru.
b.
Harvesting
ideas.
Melibatkan
sekumpulan orang untuk mengumpulkan dan mengevaluasi ide-ide.
c.
Developing
and implementing these ideas.
Mengembangkan
ide-ide yang telah terkumpul dan selanjutnya mengimplementasikan ide tersebut.
Inovasi bagi wirausahawan lebih
bersifat untuk memanfataatkan perubahan dari pada menciptakanya. Mencari
inovasi dilakukan dengan memanfaatkan perubahan pada penemuan yang menyebabkan
terjadinya perubahan. Ide inovatif dapat bersumber pada kraetivitas eksternal
dan Kreatifitas internal. Kreatifitas eksternal dapat dirangsang dengan
memanfaatkan secara sistematis rasa keingintahuan tentang perkembangan, ide dan
kekuatan baru yang sedang berlangsung di sekitar seseorang. Dengan melakukan
hal ini, seseorang membangun sumber informasi tentang berbagai hal tentang
fakta kesan, citra dan berbagai ide. Dengan demikian seseorang dapat memperoleh
ide yang dapat di raih dan di manfaatkan. Ada pula beberapa sumber yang bisa
mendorong terjadinya inovasi yaitu :
1.
Perbedaan antara permintan dan penawaran
Di suatu negara yang mempunyai
budaya tertentu, biasanya jika penawaran barang atau produk tidak sesuai dengan
kondisi permintaan yang ada, maka kejadian ini bisa memunculkan inovasi.
2.
Penciptaan perminataan karena
kecenderungan trend
Kecenderungan pola hidup masyarakat
Indonesia yang menyukai produk instan, maka muncullah produk lain yang
mengikuti produk tersebut.
3.
Perubahan
Setiap perubahan pasti diikuti oleh
sang motivator untuk dimanfaatkan. Misalnya perubahan teknologi, dll
4.
Masalah yang belum terpecahkan dalam
jangka waktu lama
Terkadang masalah yang diselesaikan
dengan pemecahan masalah kreatif belum tentu memecahkan masalah dalam jangka
waktu yang lama
5.
Inovasi yang ditujukan untuk mengganti
inovasi produknya sendiri.
Hampir sebagian besar industry
berteknologi tinggi menggunakan prinsip ini agar produknya bisa dignati dengan
produk baru yang diluncurkan.
Berdasarkan
penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor pendukung keberhasilan
inovasi adalah harus pandai melihat peluang pasar; mampu memberi nilai tambah;
efektif dan efisien; harus berjalan sesuai dengan visi dan misi yang telah
ditetapkan; mampu memberikan peningkatan; meningkatkan budaya penemuan.
Keberhasilan inovasi dapat diraih dengan melalui beberapa proses, yaitu melihat
kesempatan; mengeluarkan ide; mengembangkan ide; menerapkan ide. Selain itu,
adanya inovasi dapat diperoleh dari rasa ingin tahu tentang permasalahan yang
ada.
Perbedaan kreatif dan inovatif
Kreativitas dan inovasi tidaklah
suatu hal yang sama, karena berdasarkan pengertian diatas, dapat dilihat bahwa
antara keduanya ada suatu tahapan yang berbeda.
1.
Kreativitas adalah proses timbulnya ide
yang baru, sedangkan inovasi adalah pengimplementasian ide itu sehingga dapat
merubah dunia.
2.
Kreativitas membelah batasan dan asumsi,
dan membuat koneksi pada hal hal lama yang tidak berhubungan menjadi sesuatu
yang baru, dan Inovasi mengambil ide itu guna mejadikannya menjadi produk atau
servis atau proses yang nyata.
Perbedaan
kreativitas dan inovasi haya satu, yaitu dalam konteks kegunaan yang memiliki
nilai ekonomis. Kata “inovasi” lebih dipersepskan sebagai kata yang berhubunga
dengan kelanjutan proses kreatif. Kata “inovasi” berkaitan dengan dihasilkannya
produk tertentu atau metode dalam bidang jasa tertentu, yang memiliki manaat,
nilai jual, atau bersifat komersial.
Daftar
Pustaka
Suyasa, P. T. Y. S. (2009). Penumbuhan Kreativitas dan Inovasi sebagai Usaha Pengembangan Potensi
Kewirausahaan. Jakarta: Universitas Tarumanegara.
https://.researchgate.net%2Fprofile%2FP_Tommy_Y_Suyasa%2Fpublication%2F260750915_Penumbuhan_Kreativitas_dan_Inovasi_sebagai_Usaha_Pengembangan_Potensi_Kewirausahaan/
Anonim. 2011. Membangun Usaha Sukses Sejak Usia
Dini. Jakarta: Salemba Empat.
Suryana. 2001. Kewirausahaan. Jakarta: Salemba
Empat.
Franky, Slamet. (2013). Dasar-Dasar Kewirausahaan:
Teori dan Praktik. Jakarta : PT, indeks
http://www.bambangsulistio.web.id/2013/03/makalah-kreativitas-dan-inovasi.html
http://www.academia.edu/7504816/MAKALAH_ENTERPRENEUR_OK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar